Jumat, 23 November 2012

UNSUR TRANSISI


Unsur-Unsur Transisi Peride Keempat
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB –VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V),krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).

Sifat-sifat unsure transisi
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap,dan penghantar listrik dan panas yang baik. Hal ini disebabkan karena unsur transisi hanya mengandung 1 atau 2 elektron pada kulit terluar.
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai  bilangan oksidasi  yang lebih sejenis.Hal ini disebabkan karena beberapa atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-sama dengan elektron valensi( elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa
 3.Sifat Kemagnetan
Setiap unsur transisi mempunyai sifat magnetik:
a.   paramagnetik,di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
contoh: Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
b.   diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan.
contoh Cu dan Zn.
c.     feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat contoh  Fe, Co, dan Ni
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.

5.ION KOMPLEKS
a. Pengertian Ion Kompleks
Ion kompleks merupakan ion yang tersusun dari ion pusat (atom pusat) yang dikelilingi oleh molekul atau ion (disebut ligan). Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan koordinasi. Jumlah ikatan koordinasi yang terjadi antara ion pusat dengan ligan disebut  bilangan koordinasi.
                Contoh :
               [Cu(H2O)4]2+        : atom pusatnya adalah Cu2+
                                                ligannya adalah H2O
                                                bilangan koordinasinya adalah 4
                                                muatan  ion kompleks = bil Oks Cu + 4( muatan    ligan H2O)  =  +2  + 4 (0 ) =+ 2  + 0  =+ 2

b. Sruktur Ion Kompleks
Terbentuknya ion kompleks disebabkan oleh adanya ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligan. Atom pusat menyediakan orbital kosong yang nantinya akan ditempati oleh pasangan electron dari ligan. Menurut teori Warner, terbentuknya ikatan melalui pembentukan orbital gabungan dari atom pusat. Orbital gabungan ini sering disebut dengan orbital bastar  atau Hibridisasi.
 Contoh : Ion kompleks yang terdiri dari atom pusat Fe2+ dan enam buah ligan CN- ,ion kompleks apa yang terbentuk ?
 Bilangan  koordinasi Fe  =  6
 Mutan ion kompleks                  =   2  +  6 (-1)  =  -4
 Rumus ion Kompleks      ;  Fe(CN)64-
c. Tata Nama Senyawa Kompleks
                Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC mengikuti aturan sebagai berikut :

  1. Nama kation ( ion positif) disebut lebih dahulu, kemudian diikuti dengan nama anion (ion negatif) , seperti pada penamaan senyawa ion.
  2. Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah : jumlah ligan – nama ligan – nama atom pusat ( biloks atom pusat ).
  3. Jumlah ligan disebut degan bahasa latin, 1 : mono, 2 : di, 3 : tri,  4: tetra 5 : penta 6 : heksa
  4. Nama ligan ditambah dengan akhiran o dengan cara :
      Ligan-ligan yang berakhiran ida diganti dengan o
      Ligan-ligan yang berakhiran it diganti dengan ito dan ato
      Ligan netral diberi nama sesuai dengan nama molekulnya ( dalam bahasa latin)
                Cl-        =   kloro                    C2O42-       =   Oksalato
                Br-       =    bromo                  NO2-          =    Nitrito
                CN-      =    Siano                  OH-           =    Hidrokso
                SCN-    =    tiosiano              H2O          =     Akua
                S2O32- = tiosulfato                NH3         =    Amina

UNSUR TRANSISI DI ALAM
Unsur transisi di alam umumnya terdapat dalam bentuk senyawa,

BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Besi (Fe)
Besi merupakan unsur transisi periode keempat yang paling banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Besi dari hasil pengolahan bijih besi melalui proses Tanur tinggi  disebut besi tuang yang mengandung karbon lebih dari 4%. Sedangkan besi dengan kadar karbon kurang dari 1% disebut engan besi lunak. Berikut proses pengolahan bijih besi melalui proses Tanur tinggi
1.       Campuran bahan baku yang terdiri atas bijih besi, Fe2O3 atau Fe2O4, CaCo3, atau SiO2 kokas (C) akan turun ke bagian bawah dengan suhu yang lebih tinggi ± 850oC. Disini karbon terbakar menjadi CO2 dan gas CO2 yang terjadi direduksi oleh karbon menjadi gas CO
                CO + O2                           CO2
                 Suhu 19000 C
                CO2 + C                 2CO
                 Suhu 13000 C
                Gas CO yang terjadi mereduksi bijih besi Reaksinya :
                3 Fe2O3 + CO                  2 Fe3O4 + CO2
                Suhu 5000 C
                Fe3O4  +  CO                   3 FeO + CO2
              Suhu 8500 C
              FeO + CO                           Fe + CO2
              Suhu 10000 C




2. Besi yang terbentuk masih dalam  bentuk padat (titik lebur besi ± 1.540oC) dan terus turun ke bagian lebih bawah lagi . Disini besi yang terbentuk menyerap karbon. Oleh karena itu, daerah ini disebut daerah karburasi atau daerah hangus (± 1000 oC), karena menyerap karbon, sehingga titik lebur besi turun.
3. besi yang telah menyerap karbon ini meluncur lagi ke bawah dan mencair (daerah pencairan) besi cair berkumpul dibagian bawah tanur
4. pada bagian atas besi cair yang terjadi reaksi pembentukan kerak
                CaCO3  -                    CaO + CO2             
                CaO + SiO              CaSiO3
                   Pasir                  kerak
 Tembaga ( Cu )
Tembaga merupakan logam yang berwarna merah mengkilat dan banyak digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik karena sifatnya sebagai penghantar listrik yang baik. Berikut cara pengolahan tembaga melalui proses Oksidasi Reduksi :
1.Proses Floating( pengapungan).
 Bijih kalkopirit 5% CuFeS2 digiling + air +minyak + detergen + udara (ditiupkan)
 2.Proses Roasting. CuFeS2 di pangggang Roasting + SiO2 untuk mengikat FeO menjadi kerak FeSiO3
 3.Reduksi. Cu2O hasil roasting + CuS hasil floating dipanaskan dalam tanur tertutup, Reduksi
 4.Pemurnian. Cu blister copper di elektrolisis sehingga   menghasilkan Cu murni pada katode

 Kerjakan
Tulislah nama senyawa dan ion kompleks di bawah ini :


1.       K4[Fe(CN)6]
2.       Cu3[Fe(CN)6]2
3.       [Cu(NH3)4(NO3)2
4.       [Zn(NH3)3Cl]+
5.       [Cr(H2O)4Cl2]+
6.       [Pt(NH3)4][CuCl]4
  Tulislah rumus kimia senyawa dan ion kompleks berikut :
  1. Kalium heksasianomanganat (II)
  2. ion tetrasianozinkat(II)
  3. Tetraamindiklorokobalt(III) nitrat
  4. Ion Tetraaminmonosulfatokrom(III)
  5. Heksaaminkrom(III)tetraklorokuprat(II)









8 komentar: